Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » Jejak Perkembangan Islam di Nusantara

Jejak Perkembangan Islam di Nusantara

Posted by fimny on Kamis, 23 April 2015

Di musim panas yang ganas menggila. Puluhan ribu tentara berkuda dari Samarkand meranggek memasuki gunung Persia utara. Kedatangan mereka bagaikan siluman, secepat kilat laksana badai gurun yang mematikan meninggalkan jejak-jejak kerusakan pada setiap wilayah yang di lewatinya. Sebagian wilayah Persia telah berada dalam genggaman Timur Lang. Penjajahan memang selalu membawa kerusakan. Oleh karenanya perjuangan sebagai musafir di jalani oleh Maulana Malik Ibrahim dan memutuskan pergi dari Persia. Maulana Malik Ibrahim dan kedua sahabatnya telah berhasil terlepas dari bahaya yang mengancam diri, khususnya ancaman akidah ketauhidan mereka.

Sejak dulu, orang Persia memang terkenal sebagai para pengembara. Mereka bisa di jumpai di hampir belahan dunia. “Di Samarkand, Timur Lang melakukan pembangunan gedung besar-besaran, tapi sama sekali tidak menghargai para ulama”. Timur Lang telah mempermalukan Islam. Dengan dalil dakwah Islam, mereka membunuh para penganut agama lain dan mengahancurkan kota. Padahal, tujuan dia menyerang negara lain adalah karena ambisi pribadinya sendiri untuk menjadi penguasa dunia.

Jawa adalah rimba balantara bagi para penjuru dakwah yang belum berpengalaman, seperti Ibrahim As-Samarkandi. Diiringi dua puluh pengawal pilihan dari Pasai yang merupakan prajurit terlatih Sultan Ahmad, rombongan para da’i itu berangkat ke Jawa menggunakan kapal layar. Mereka singgah sebentar di Perlak yang dulunya merupakan Kerajaan Islam pertama di Nusantara, yang tinggal menyisakan kejayaan masa lalu setelah dihantam perang saudara hingga akhirnya bergabung dengan Kerajaan Pasai.

Sebelum mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa, tentu saja Syekh Jumadil Kubra dan Maulana Malik Ibrahim harus bisa berbahasa setempat. Memasuki gapura gerbang desa Roomo yang terlindungi oleh beberapa pohon waru, pedati yang berjalan paling depan mendadak berhenti. Ternya ada sesosok pemuda berkata “berhenti” jangan bunuh kami pinta sang pengemudi dokar sambil mengiba layaknya budak. Maulana Ibrahim memberi isyarat kepada tujuh pengawal, para pengawal Maulana Malik Ibrahim tak kuasa turun tuk tangani. Tujuh pengawal itu segera beringsut turun dari pedati dengan tenang. Dan merekapun menghadapi para penjahat itu dan berhasil dikalahkan dan penjahat tersebut meminta ampun kepada Maulana Malik Ibrahim dan betaubat.

Adapun Maulan Ishaq, kakak tiri Sunan Ampel itu telah melakukan perjalanan laut menuju kearah timur menyusuri pesisir utara bagian Jawa Timur. Para pedagang Bali dan Sumbawa banyak di temukan di sini. Perlu waktu untuk bisa mendekati masyarakat yang cenderung berkepribadian tertutup karena faktor sejarah yang menyundutkan mereka itu. Pesta pernikahan Maulana Ishaq yang telah berusia empat puluhan tahun dengan Dewi Sekardadu yang baru berusia eman belas tahun berlangsung meriah. Pati Semboya menemukan titik temu antara ajaran hindu yang dia anut dengan tasawuf Islam yang di sampaikan oleh Maulana Ishaq, terasa lain hingga membuat Ki Pati berhasyrat untuk menyelaminya lebih dalam lagi. Atas bujukan Ki Patih yang di bantu para Resi, Adipati Menak Sembuyu berniat membunuh bayi dalam kandungan putrinya jika sudah lahir kelak. Anak itu adalah keturunan Maulana Ishaq yang di curigai sebagai penyebab pegebluk yang melanda Blambangan. Ini hanya cobaaan kecil aku masih menyadari bahwa aku masih memiliki Allah sebagai pelindung.

Agama Islam dengan cepat di terima oleh masyarakat luas baik di pesisir maupun pedalaman. Ini tak terlepas dari peran kerajaan Demak dan Giri Kedhaton yang sudah memiliki tatanan pemerintahan teratur. Dan tokoh yang sangat berperan atas berdirinya kerajaan Demak Bintara dan Giri Kedhaton ini adalah Sunan Ampel. Kejadian ini mengingatkan pada peristiwa fathul makkah di mana nabi Muhammad saw berhasil menaklukan kota makkah dan mengislamkan semua penduduk kota tersebut. Tiga tahun ia menikmati kejayaan awal agama Islam di tanah Jawa yang di tandai berdirinya kerajaan Demak. Hingga akhirnya dia wafat tahun 1481 M di usianya ke-61 tahun. Duka mendalam menyelimuti langit Jawa Sunan Ampel di makamkan di belakang masjid Ampel Denta, Surabaya.

Novel ini berisikan cerita sejarah awal perkembangan Islam di Nusantara, kisah dalam novel ini yakni tentang para wali pembawa agama Islam yang beredar di masyarakat yang merupakan perpaduan antara dominasi. Ceritanya di ambil dari beragam sumber pustaka yang di olah sedemikian rupa oleh penulis sehingga tahun kejadiannya tidak menyimpang fakta sejarah yang telah di sepakati umum. Pengarang menulis novel ini bertujuan agar masyarakat tahu tentang sejarah masuk dan berkembangnya Islam. Novel ini sangat bagus untuk di baca oleh masyarakat. Dengan membaca novel ini masyarakat akan terbawa dalam lamunan sejarah perkembangan Islam di Nusantara dan perjuangan para wali dalam menegakkan islam, selain itu, kisah ini bisa menjadi motivasi perjuangan bagi masyarakat khususnya para penerus bangsa. Novel sangat sederhana, dan mudah dipahami mulai awal hingga akhir, novel ini belum sepenuhnya menggukan bahasa Indonesia dan bercampur dengan penggunaan bahasa Jawa.

Susunan penyajian dalam novel yang berjudul “Purnama dari Timur” ini penyajiannya sudah baik. Cara penyampaian ceritanya tidak betele-tele. Gaya bahasa yang digunakan pengarang menggukan bahasa yang tidak baku agar pembaca dan masyarakat dapat mengerti dan memahaminya dengan mudah.

Hal yang menarik dalam novel ini yakni bisa membuat penasaran para pembaca yang membaca novel ini dan mengetahui akhir ceritanya. Selain itu terlihat juga beberapa kelemahan yang terlihat dalam isi novel ini, seperti salahsatu diantaranya tidak mencantumkan gambar para wali, padahal kisah yang tergambar mengisahkan perjuangan para wali dalam mengajarkan dan menyebarluaskan Islam di Nusantara. Selain terlihat beberapa kelemahan, namun dalam novel ini juga memperihatkan kelebihnnya sehingga ketika calon pembaca baru melihatnya saja akan timbul keinginan untuk membacanya, salahsatu kelebihannya terlihat jelas dalam sampul novel yang terlihat bagus dan menarik, dari sampulnya saja terlihat bisa menggambarkan kisah kejadian masa lampau.

Unsur instrinsik dalam Novel bertema masuknya Islam di Nusantara ini, alurnya tegambar maju mundur. Bahasa yang digunakan yakni bahasa Indonesia tidak baku di campur dengan bahasa daerah (bahasa Jawa). Penokohan yang tergambar yakni memperlihatkan Maulana Malik Ibrahim yang sangat rendah hati, memaparkan kebijaksanaan Syek Jumadil Kubra, menyajikan Ibrahim as-Samarkandi seorang yang jujur, Kajeng Ratu yang tegas, Mbah Sholeh Muncul yang bersih, dan Raden rahmat yang rajin. Amanat yang disajikan bahwasannya kita diajak untuk mengikuti jejak perjuangan para wali terdahulu yang sikap dan tingkahnya tidak mudah menyerah dan tidak pernah putus asa dalam menyiarkan agama Islam. Setting yang disajikan dalam novel ini menggambarkan kehidupan di desa, pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Tergambarkan juga suasana sepi, mengharukan, menegangkan, panik, takut serta sedih.

Sebagai simpulan akhir, Novel ini berisikan cerita tentang perjuangan dan awal masuknya islam di nusantara, cerita menggambarkan tentang perjuangan dan kesabaran.

Sebagai masukan atau saran. Untuk pengarang, agar lebih jeli lagi dalam membuat karangan dan setingan cerita, supaya pembaca benar-benar terasa seakan pembaca juga ikut terlibat dalam masa yang tergambar dalam cerita.

Untuk memperkaya bahasa dalam meresensi buku “Purnama dari Timur” ini, peresensi juga mengutip dari buku lain, yakni bukunya “Karen Armstrong, 2002, Islam; Sejarah Singkat, cetakan ke-1, Yogyakarta: Jendela.” Akhir kalimat semoga resensi novel ini bisa bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Amin.

Judul Buku : Purnama dari Timur
Jenis Buku : Novel
Penulis   : Yudhi AW
Penerbit : Diva Press
Cetakan : 1- Yogyakarta, 2011
Halaman : 382
Harga       : 35.000

Peresensi : 
Intan Kurniati (Mahasiswa UIN Sunan Kalijga Yogyakarta)

NB:
Tulisan ini pernah diterbitkan pada Majalah Tauhid Edisi Perdana/April 2015.

SHARE :
CB Blogger

1 komentar:

panfylawaggy 3 Maret 2022 pukul 12.32

The wire wagering at Wynn Casino | MJH
A look inside 안동 출장샵 the Encore casino at Wynn Las 성남 출장샵 Vegas. 동해 출장샵 See the wagering 광양 출장샵 on the main floor and rooms of The Encore. 동두천 출장샵

Posting Komentar

 
Copyright © 2008 fimny. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by www.phylopop.com