Ismail, S.H.I. |
Disamping tersebarnya beberapa jumlah mahasiswa dari berbagai daerah di wilayah Indonesia, ada suatu yang perlu kita ketahui serta kita banggakan bersama bahwa semangat generasi Ncera dalam menuju perubahan serta persaingan secara nasional dapat kita lihat dengan berdirinya berbagai kelompok, organisasi, lembaga-lembaga, sebagaimana contoh adanya organisasi atau lembaga di Mataram dengan FKP Macerdas (Forum Keluarga Pelajar Mahasiswa Ncera Diha Soki), di Makasar dengan lembaga LSN Makasar (Lingkar Studi Ncera Makasar), di bekasi dengan lembaga FKMBB (Forum Komunikasi Mahasiswa Bima Bekasi), di Yogyakarta adanya FIMNY (Forum Intelektual Muda Ncera Yogyakarta), serta lembaga-lembaga organisasi Ncera yang berada dan bersebaran di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Poros perubahan itu, sebenarnya sudah cukup bagus hingga memang mampu bersaing setaraf organisasi dan lembaga nasional, namun cukup disayangkan dari berbagai banyaknya generasi mahasiswa Ncera serta ditopang dengan adanya berbagai lembaga yang telah berdiri independen/tanpa ada ikatan atau hubungan emosional dengan organisasi yang lain, artinya secara bahasa dan realitasnya mahasiswa Ncera pada khususnya walau tersebar di berbagai daerah namun kecenderungan mereka hanya mementingkan lembaga atau organisasi internal sendiri-sendiri tanpa adanya suatu wadah atau lembaga pemersatu dari semua organisasi mahasiswa Ncera diseluruh Indonesia. Hal itu secara sosiologis, perubahan pola pikir persatuan mahasiswa Ncera seluruh Indonesia belum sesuai dengan harapan bersama sebab dari berbagai elemen organisasi yang telah berdiri ketika mengadakan suatu diskusi atau kegiatan yang lebih besar misalnya pentas budaya, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), turnamen-turnamen (bola,voli, dll), dan kegiatan-kegiatan lainnya yang ditujukan untuk menuju perubahan masyarakat Ncera. Lembaga-lembaga tersebut ketika liburan panjang dikampung halaman hanya mengadakan kegiatan sendiri-sendiri tanpa adanya kebersamaan serta penyatuan ide, konsep, serta strategi yang diterapkan pada masyarakat Ncera pada umumnya.
Melihat realitas kekinian, pola pikir serta konsep yang telah diterapkan oleh teman-teman mahasiswa yang telah ada, belum sesuai harapan serta keinginan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Sehingga dalam penyampaian dialektika pola pikir dan aplikatif menuju perubahan serta kemajuan mahasiswa dan masyarakat Ncera mengalami kesulitan serta permasalahan yang sangat besar. Dengan fenomena yang unik dan pemikiran yang majemuk tersebut sangat ironis bila kita kaji secara spesifik, sebab masing-masing orang kelompok mahasiswa dan masyarakat berbeda arah serta tujuan bersama.
Dengan situasi dan kondisi yang terjadi seperti yang telah penulis paparkan diatas, itu menjadi bahan renungan untuk kita semua, baik kita sebagai pelajar, mahasiswa serta masyarakat Ncera pada umumnya, semoga kedepan generasi sekarang adalah generasi yang benar-benar mencintai Ncera secara utuh, sehingga terjalinnya ikatan kerjasama secara kekeluargaan menuju perubahan serta persatuan maasiswa dan masyarakat secara nasional yang terstruktur dan tersistematis, agar supaya kemajuan dan perubahan menuju masyarakat yang aman, damai, sejahtera kita rasakan secara bersama-sama. Namun kalau bukan sekarang kita merubah pola pikir kebersamaan kita, kapan lagi ada momen yang harus kita tunggu-tunggu bersama.
Posting Komentar