Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » , » Hari Guru, Guru Jangan Di Intervensi Dengan Politik Pemimpin Daerah

Hari Guru, Guru Jangan Di Intervensi Dengan Politik Pemimpin Daerah

Posted by fimny on Selasa, 25 November 2014

Foto: blogfyna.com
Yogyakarta, FIMNY.org – Hari Guru di Indonesia diperingati pada pada setiap tanggal 25 November pada tiap tahunnya, dan hari ini, 25 November 2014 guru di seluruh Nusantara memperinyatinya.
    
Di berbagai negara momentum peringati hari guru beragam, seperti di contoh negara-negara di wilayah Asia. Negara Filipina, memperingati setiap tanggal 5 Oktober. Negara Hong Kong, memperingati setiap tanggal 10 September. Negara India, memperingati setiap tanggal 5 September. Negara Iran, memperingati setiap tanggal 2 Mei. Negara Korea Selatan, memperingati setiap tanggal 15 Mei. Negara Malaysia, memperingati setiap tanggal 16 Mei. Pakistan setiap 5 Oktober, RRC setiap 10 September, Singapura setiap 1 September, Taiwan setiap 28 September, Thailand setiap 16 Januari, Turki setiap 24 November, Vietnam, 20 November, dan negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia diperingati pada tanggal 25 November setiap tahunnya.

Dalam rangka peringati hari guru, salahsatu guru yang berasal dari Kecamatan Kabupaten Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat, juga mengungkapkan harapan-harapannya, yakni tidak diintervensi dengan politik serta diberikan keluwesan. “Guru jangan di intevensi dengan politik pemimpin daerah, seyogya guru diberi keluwesan untuk menata pendidikan di sekolah”, ungkap guru pegawai negeri sipil (PNS) di salahsatu sekolah mengengah atas (SMA) Kecamatan Kabupaten Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat, yakni kakanda Dedi Iskandar, S.Pd., M.Pd. saat di hubungi FIMNY.org pada tanggal 25 November 2014 di Yogyakarta.

Lebih lanjut salahsatu mahasiswa yang belum lama lulus ujian Tesis di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengatakan masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus dibenah agar para guru lebih berkualitas lagi, baik untuk pemerintah daerah maupun untuk pemangku kepentingan lainnya. “Disisi kekurangan yang harus dibenah, kurangnya pelatihan untuk kompetensi, kurangnya pengawasan dengan objektif, kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang melek teknologi dan berinisiatif untuk maju serta berpikir kedepan”, cetus Dedi Iskandar.

Lebih lanjut Dedi Iskandar mengatakan, selain kekurangan-kekurangan diatas, masih banyak juga yang perlu dibenah. “Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM), kurangnya dukungan dari pemerintah daerah, kurangnya kerjasama antara instansi lain dengan sekolah untuk membuka peluang belajar peserta didik lebih luas, akses jalan raya juga perlu dibenahi untuk daerah terpencil”, ungkap Dedi Iskandar dalam dalam kalimat terakhirnya. 

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2008 fimny. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by www.phylopop.com