Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » Membongkar Kebenaran G 30 S-PKI

Membongkar Kebenaran G 30 S-PKI

Posted by fimny on Kamis, 12 Desember 2013

Resensi Buku
FIMNY.org – Tidak dapat kita pungkiri bahwa gerakan 30 September atau yang kita kenal G 30 S-PKI. Masih segar dalam ingatan kita, semua akan keganasan PKI. Sejarah dan perjalanan Indonesia kita pernah di hantam tragedi yang memilukan sekaligus memalukan. Tragedi G 30 S-PKI yang merupakan bagian dari sejarah hari kesaktian pancasila (1 oktober 1965). (hal 5)

Siapakah sebenarnya PKI? Pada tahun 1914 ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) oleh Henk Sneevliet, yang kemudia pada tahun 1920, ISDV resmi diubah menjadi Perserikatan Komunis Hindia (PKH), dan Semaoen sebagai ketua. Kemudia selang empat tahun yaitu 1924, PKH dirubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). (hal 18)

Aksi PKI pada masa kolonial Belanda, pada November 1926 dengan alasan atau dengan sebuah cita-cita ingin lepas dari pemerintahan yang banyak menyengsarakan rakyat.(hal 27). Kemudian PKI melakukan aksinya pasca proklamasi atau pada saat pemerintahan orde lama yang di kenal dengan peristiwa Madiun (Madiun Affairs) adalah sebuah konflik yang terjadi pada bulan September-Desember 1948. (hal 37)

Kita tahu bersama lahirnya gerakan 30 September (G 30 S, G-30 S/PKI, Gestapu). Yaitu, sebuah kejadian yang terjadi pada tanggal 30 September 1965, pada peristiwa ini enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya diculik kemudian dibunuh. Peristiwa G 30 S-PKI terjadi karena beberapa faktor, yaitu menguatnya PKI di pemerintahan, keretakan Indonesia dan Malaysia, gesekan petani dan pemilik tanah, isu sakitnya Presiden, isu Dewan Jenderal, dan isu dokumen Gilchrits.(hal 93-118)

Lalu, bagaimana kronologi dari gerakan 30 S-PKI ini, ada beberapa perintah yang diberikan kepada pasukan-pasukan dalam gerakan 30 S-PKI. Yaitu pertama, pasukan Pasopati untuk menculik para Jenderal pimpinan TNI-AD dan membawanya ke lubang buaya. Kedua, pasukan Bimasakti yang ditugasakan untuk menguasai kota Jakarta yang terbagi ke dalam enam sektor. Ketiga, pasukan Gatot Kaca berfungsi sebagai pasukan cadangan bertugas menampung tawanan hasil penculikan kemudian dibunuh dan dikuburkan. Keempat, proses penculikan di mana setelah semuanya terkondisikan dengan baik maka semua pasukan yang disiapkan segera melakukan tugasnya masing-masing. (hal 123-129)

Dari gerakan-gerakan yang telah diatur oleh pasukan-pasukan PKI tersebut, tentu ada banyak korban dari gerakan 30 September itu selain enam tokoh utama pada saat itu. Dengan adanya kontroversi mengenai G 30 S-PKI, maka sangat perlu buku ini kita baca untuk lebih memahami tentang lahir, aksi, dan sampai akibat dari gerakan ini (G 30 S-PKI), terutama untuk kalangan generasi muda. Sebab, persoalan PKI telah merobek Bangsa dan Negara ini, maka patut untuk kita refleksikan kembali agar peristiwa yang serupa dapat kita jadikan pelajaran dan supaya tidak tejadi lagi di masa yang akan datang dengan bahasa dan nama yang lain. Supaya peristiwa yang menelan jutaan nyawa yang tidak berdosa tidak terulang kembali di Negeri yang kita cintai ini.


Judul Buku   : KONTROVERSI G 30 S
Penulis         : Herman Dwi Sucipto
Penerbit       : Palapa
Tahun terbit  : 2013
Tebal           : 234 hal
Peresensi     : Agus Salim, Anggota Bidang Sumber Daya Manusia Forum Intelektual Muda Ncera Yogyakarta (FIMNY), Mahasiswa Jurusan Sosiologi, FISHUM, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2008 fimny. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by www.phylopop.com